Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, meminta Kementerian Kesehatan dan instansi terkait agar segera meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Tamanan Bondowoso, Jawa Timur. Dia mendesak Kemenkes menambah fasilitas Puskesmas dan menyediakan alat TCM dan peningkatan kualitas Nakes di Puskesmas Tamanan Bondowoso. Hal tersebut dia katakan usai berkunjung langsung ke puskesmas Tamanan Bondowoso.
"Puskesmas ini kan layanan primer kesehatan, yang menjadi tujuan pertama warga untuk mendapat pelayanan kesehatan. Karena itu, harus memadai fasilitas dan SDM nya. Saya minta Kemenkes segera menyediakan alat alat yang memadai serta memastikan Nakes bisa bekerja maksimal untuk melayani masyarakat," kata Nihayatul kepada wartawan, Sabtu (15/10/2022). Legislator PKB itu menyatakan bahwa peningkatan kualitas kesehatan di Puskesmas harus menjadi prioritas pemerintah Pasalnya, kesehatan merupakan hak dasar warga yang harus dipenuhi pemerintah, disamping keamanan dan pendidikan.
Dalam kunjungan tersebut, Nihayatul meninjau secara langsung Faskes di Puskesmas dan bertemu dengan kepala serta Nakes di sana. "Saya melihat Nakes sangat sibuk dengan administrasi. Mereka begitu sibuk dengan laporan dan sertifikasi, yang konsentrasi ke pelayanan malah minim. Padahal Puskesmas kan tujuan utama untuk preventing dan promoting kesehatan. Sedangkan untuk alat yang sangat dibutuhkan itu TCM. Itu tadi penjelasan kepala Puskesmas," kata dia Sementara itu, saat dengar pendapat dengan para Nakes, Ratna Sari Dewi selaku kepala Puskesmas Tamanan, mengatakan bahwa Puskesmas Tamanan sangat membutuhkan TCM, karena alat ini dibutuhkan untuk diagnosa.
Kalau tidak punya, harus ke tempat lain dan itu yang menjadi faktor terlambatnya penanganan pasien," ujar Ratna. Nihayatul juga menyatakan bahwa Program Revitalisasi Puskesmas pada 2023 yang direncanakan Kemenkes harus dapat dilaksanakan dan dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat. Salah satu yang disorotinya adalah terkait masih tingginya angka stunting di Bondowoso.
Nihayatul menjelaskan bahwa Bondowoso masih tinggi angka stunting dengan persentase 37 persen, atau di atas angka rata rata stunting nasional yaitu 24 persen. Angka tersebut juga menjadi yang tertinggi ketiga se Jawa Timur. Menurutnya, salah satu cara mengatasi stunting adalah mencegah pernikahan usia dini, karena pernikahan dini seringkali menyebabkan anak kekurangan gizi, dan orang tua juga belum cukup siap berumah tangga.
"Sekali lagi, pemerintah harus segera menindaklanjuti temuan temuan ini. Masyarakat harus sehat dan kewajiban pemerintah adalah menyediakan serta memberikan fasilitas dan SDM yang memadai untuk itu," pungkasnya.